Selasa, 29 Maret 2011
Dimasukan kedalam Mobil, Polis Gagalkan Pengiriman Tuak
LOHBENER, (UI).-
Sebuah mobil Mitshubisi warna putih dengan nomor polisi (nopol) B 1925 NU yang akan mengirimkan minuman keras (miras) jenis tuak dari Brebes ke Indramayu digagalkan polisi, Senin (28/3) malam. Sang pengemudi mobil Irfan (24 tahun) warga Brebes Jawa Tengah akhirnya harus berurusan dengan pihak berwajib untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Disitanya 640 liter tuak yang dimasukan kedalam 25 derigen ini bermula saat polisi menggelar razia adanya dugaan pengiriman bahan peledak dan antisipasi teroris di jalur utama Pantura Desa Lohbener. Beberapa saat kemudian petugas yang sedang melakukan pengecekan terhadap mobil baik kendaraan boks, pribadi, maupun bus. Namun petugas curiga saat melihat selihat mobil yang dikemudikan oleh Irfan penduduk Brebes Jawa Tengah ini. Pasalnya ketika diberhentikan berusaha melewati hadangan polisi. Namun akhirnya petugas dapat mencegatnya. Setelah dilakukan pemeriksaan didalam mobil warna putih tersebut ternyata berisi puluhan derigen. Polisi yang curiga lantas membuka tutupnya ternyata berisi minuman keras jenis tuak. Dihadapan petugasm Irfan mengaku hanya sebagai suruhan saja. menurut dia sekali mengirim tuak dari Brebes ke Indramayu mendapat uang sebesar 400 ribu. "Saya hanya disuruh oleh pemiliknya untuk mengantarkan barang itu ke daerah Lohbener, " aku Irfan. Bahkan dalam satu Minggunya dirinya mengaku diberi tugas untuk mengantarkan tuak itu sebanyak dua kali.
Menurut Kapolres Indramayu Ajun Komisaris Besar Polisi Rudi setiawan melalui Kabag Ops, Komisaris Polisi Mahmud didampingi Kasat Sabhara Ajun Komisaris Polisi E. Pardede mengatakan, terhadap pelaku pihaknya akan memberikan sangsi tegas. Terutama terhadap pelakunya yang dengan sengaja membawa miras jenis tuak tersebut. Meski begitu, jajarannya masih meminta keterangan dari pembawa tuak. "Tuak masuk jenis miras. kita tidak akan segan-segan memberi sangsi tegas kepada pemilik, pengecer minuman itu. Yang dikhawatirkan meminumnya dicampur dengan bahan lain sehingga menimbulkan kematian, " terangnya. (UI)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar